Menulis skripsi adalah salah satu tahap yang paling menentukan dalam perjalanan seorang mahasiswa. Sayangnya, banyak mahasiswa harus melewati revisi berkali-kali karena kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Salah satu penyebab utama revisi adalah penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan standar akademik. Bahasa yang terkesan subjektif, informal, atau tidak relevan sering menjadi perhatian dosen pembimbing.
Jika kamu pernah bertanya-tanya kenapa dosen pembimbing terus memberikan catatan pada bab skripsimu, bisa jadi masalahnya ada pada pemilihan kata. Dalam artikel ini, kita akan membahas kata-kata yang harus dihindari dalam skripsi dan bagaimana cara memperbaikinya. Dengan memahami panduan ini, kamu akan lebih percaya diri dalam menulis skripsi yang sesuai dengan standar akademik.
Kenapa Pemilihan Kata dalam Skripsi Itu Penting?
Skripsi adalah karya ilmiah yang merepresentasikan kemampuan mahasiswa dalam menyusun argumen berdasarkan data dan fakta. Gaya bahasa yang tidak sesuai dapat memberikan kesan bahwa skripsi tidak dibuat dengan serius. Dosen pembimbing tentu menginginkan karya ilmiah yang tidak hanya berbobot dari segi isi, tetapi juga sesuai dengan kaidah penulisan akademik. Oleh karena itu, pemilihan kata yang tepat adalah langkah penting untuk menunjukkan bahwa kamu memahami standar tersebut.
Kata-Kata yang Harus Dihindari
Kata Subjektif
Dalam skripsi, penggunaan kata-kata seperti “saya” atau “menurut saya” sebaiknya dihindari. Kata-kata ini mencerminkan opini pribadi yang tidak relevan dalam konteks ilmiah. Ganti dengan data atau referensi yang mendukung. Contohnya, alih-alih menulis “Menurut saya metode ini efektif”, ubah menjadi “Metode ini terbukti efektif berdasarkan data penelitian.”
Kata Ganti Langsung
Penggunaan kata ganti seperti “kamu”, “Anda”, atau “mereka” juga tidak dianjurkan dalam penulisan akademik. Sebagai gantinya, gunakan istilah yang lebih spesifik, seperti “responden”, “pengguna”, atau “konsumen”. Hal ini tidak hanya lebih formal tetapi juga membuat tulisanmu lebih jelas dan tidak ambigu.
Bahasa Informal atau Sehari-hari
Kata-kata seperti “nggak”, “aja”, atau “cuma” sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari, tetapi tidak pantas digunakan dalam skripsi. Ganti dengan kata yang lebih formal seperti “tidak”, “hanya”, atau “demikian”. Skripsi adalah dokumen akademik, jadi hindari gaya bahasa santai yang tidak profesional.
Bahasa Asing
Istilah asing seperti “framework” atau “branding” memang sering digunakan, tetapi perlu dicetak miring (italic) untuk menunjukkan bahwa kata tersebut bukan berasal dari bahasa Indonesia. Selain itu, jelaskan arti istilah tersebut jika pertama kali digunakan dalam skripsimu. Ini membantu pembaca memahami konteksnya dengan lebih baik.
Penyingkatan Kata
Hindari penggunaan singkatan seperti “dll.” atau “dsb.” dalam skripsi. Tulis secara lengkap untuk memastikan pembaca memahami maksudmu dengan jelas. Sebagai contoh, daripada menulis “dan lain-lain”, lebih baik tuliskan daftar yang dimaksud secara spesifik.
Contoh Perbaikan Penulisan
Salah:
Menurut saya, framework ini nggak cocok untuk penelitian ini.
Benar:
Framework ini tidak cocok untuk penelitian ini berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan.
Salah:
Anda harus mengerti cara menggunakan data yang sudah dikumpulkan.
Benar:
Peneliti perlu memahami cara menggunakan data yang telah dikumpulkan.
Salah:
Alat-alat seperti grafik, dll. bisa membantu memahami data.
Benar:
Alat-alat seperti grafik, tabel, dan diagram dapat membantu memahami data.
Langkah untuk Meningkatkan Penulisan Skripsi
- Baca Ulang Tulisanmu: Periksa apakah ada kata-kata informal atau subjektif yang tidak sesuai dengan standar akademik.
- Gunakan Referensi: Saat menyampaikan pendapat, pastikan kamu menyertakan data atau referensi untuk mendukung argumenmu.
- Konsultasikan dengan Dosen Pembimbing: Jika ragu, tanyakan kepada dosen pembimbing apakah gaya bahasamu sudah sesuai.
- Gunakan Alat Bantu: Manfaatkan aplikasi seperti Grammarly untuk mendeteksi kesalahan dalam penulisan bahasa Inggris, atau KBBI untuk memastikan penggunaan kata bahasa Indonesia yang baku.
Kesimpulan
Menulis skripsi yang baik tidak hanya membutuhkan isi yang kuat tetapi juga gaya bahasa yang sesuai dengan standar akademik. Hindari penggunaan kata-kata subjektif, informal, atau tidak relevan agar dosen pembimbing lebih mudah memahami dan menerima hasil karyamu. Dengan mengikuti panduan ini, kamu tidak hanya akan mengurangi revisi tetapi juga meningkatkan kualitas skripsi secara keseluruhan.
Ingat, skripsi adalah langkah terakhir sebelum menyelesaikan pendidikanmu. Tunjukkan bahwa kamu mampu menulis karya ilmiah yang profesional dan sesuai standar. Selamat menulis dan semangat menyelesaikan skripsimu!